RUANG LINGKUP AKHLAK, ETIKA, MORAL DAN KESUSILAAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji Syukur
penulis panjatkan atas Kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan taufik
dan hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
”RUANG LINGKUP AKHLAK ETIKA,MORAL,DAN KESUSILAAN”
Maksud dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas terstruktur atau tugas kelompok pada pelajaran Akhlak Tasawuf jurusan Bahasa
Inggris, Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. Selain dari pada
itu, juga untuk menambah pengetahuan tentang etika , moral, dan tingkah laku
kita dalam sehari-hari dan didalam masyarakat.
Begitu banyak
bantuan, dorongan serta semangat yang telah penulis terima selama ini. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
setulus tulusnya kepada pembimbing, yaitu Akhmad Busyaeri M.Ag yang telah
membantu, membimbing dan meluangkan
waktu bagi penulis. Selain itu dorongan motivasi, dukungan
moral dan kesabaran yang Bapak miliki sangat membantu penulis menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga belum mencapai kesempurnaan yang diharapkan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Cirebon, februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah Agama
menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan menjalankan Syari’ah
agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang baik. Kepercayaan
yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah yang dilakukan
hanya sebagai formalitas belaka, semua bukanlah merupakan jaminan untuk
tercapainya kebahagiaan tersebut.
munculnya kesadaran akhlak dan pendirian
manusia terhadapnya adalah pangkalan yang menentukan corak hidup manusia.
Etika, moral dan susila adalah pola tindakan yang didasarkan nilai mutlak
kebaikan.
Dalam makalah ini kami
akan mencoba menguraikan secara jelas pengertian dan ruang lingkup akhlak,
Etika, Moral dan kesusilaan,
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian akhlak dan jelaskan
ruang lingkupnya ?
2. Apa
pengertian etika dan jelaskan ruang lingkupnya ?
3. Apa
pengertian moral dan jelaskan ruang lingkupnya ?
4.
Apa pengertian kesusilaan dan jelaskan ruang lingkupnya ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui
Pengertian dan ruang lingkup akhlak ?
2. Mengetahui pengertian dan ruang
lingkup etika ?
3. Mengetahui pengertian dan ruang
lingkup moral ?
4.
Mengetahui pengertian dan ruang lingkup kesusilaan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. RUANG
LINGKUP AKHLAK, ETIKA, MORAL DAN KESUSILAAN
A.
Akhlak
Menurut Al Gazali, kata
akhlak sering diidentikkan dengan kata kholqun (bentuk lahiriyah) dan Khuluqun
(bentuk batiniyah), jika dikaitkan dengan seseorang yang bagus berupa kholqun
dan khulqunnya, maka artinya adalah bagus dari bentuk lahiriah dan rohaniyah.
Dari dua istilah tersebut dapat kita pahami, bahwa manusia terdiri dari dua
susunan jasmaniyah dan batiniyah. Untuk jasmaniyah manusia sering menggunakan
istilah kholqun, sedangkan untuk rohaniyah manusia menggunakan istilah
khuluqun. Kedua komponen ini memilih gerakan dan bentuk sendiri-sendiri, ada
kalanya bentuk jelek (Qobi’ah) dan adakalanya bentuk baik (jamilah). Akhlak
yang baik disebut adab. Kata adab juga digunakan dalam arti etiket, yaitu tata
cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar mereka.
Akhlak disebut juga ilmu
tingkah laku / perangai (Imal-Suluh) atau Tahzib al-akhlak (Filsafat akhlak),
atau Al-hikmat al-Amaliyyat, atau al-hikmat al- khuluqiyyat. Yang dimaksudkan
dengan ilmu tersebut adalah pengetahuan tentang kehinaan-kehinaan jiwa untuk
mensucikannya. Dalam bahasa Indonesia akhlak dapat diartikan dengan moral,
etika, watak, budi pekertim, tingkah laku, perangai, dan kesusilaan.
Ruang Lingkup Akhlak
a) Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan
insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang
utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, disamping itu
manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia mempunyai
kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
b) Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewjiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan
pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran
yang bijak, islam telah memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai
tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu
untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih
sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara istiqomah, terdidik untuk berani
berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan
dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena
mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan
hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik,menyekolahkan
engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik,
berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah
bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga
cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira
bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan
anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan
berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya
disetiap keperluan.
c) Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang
tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak
kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu
mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari
pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul didalam masyarakat.
Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri
dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu,
saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut
masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika
tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan
yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
d) Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama
denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup
bersama mereka dengan nasib dab penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa
engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama
mereka.
e) Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena
itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik
secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk
Tuhan.
B.etika
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal
dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus
umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz
akhlak (moral). Dari pengertian kebahsaan ini terlihat bahwa etika berhubungan
dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan
para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.
Menurut ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Berikutnya, dalam encyclopedia Britanica, etika
dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat
dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera
diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut. Pertama,
dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia. Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada
akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat
mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki
kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan
berbagai ilmu yang memebahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ketiga,
dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan
sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap
sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada. Keempat, dilihat dari segi sifatnya,
etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan
yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang
dikemukakan para filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat
dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir.
Dengan demikian etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni bersifat
pada pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia. Dengan kata lain etika
adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasulkan oleh akal manusia.
Ruang lingkup etika tidak memberikan arah
yang khusus atau pedoman yang tegas terhadap pokok-pokok bahasannya, tetapi
secara umum ruang lingkup etika adalah sebagai berikut :
1. etika
menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama, dan baru tentang tingkah laku
manusia;
2.etika membahas tentang cara-cara menghukum,
menilai baik dan buruknya suatu pekerjaan;kebiasaannya, lingkungannya,
kehendak, cita-citanya, suara hatinya, motif mendorongnya berbuat dan masalah
pendidikan etika;
3. etika
menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan mendorong
lahirnya tingkah laku mausia, meliputi faktor manusia itu sendiri, fitrahnya
(nalurinya), adat kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya, suara
hatinya, motif yang mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika;
4. etika
menerangkan mana yang baik dan mana pula yang buruk. Menurut ajaran Islam etika
yang baik itu harus bersumber pada Alquran dan Hadits nabi. Ini tidak dapat
ditawar-tawar lagi, karena jika etika didasarkan pada pemikiran manusia
(filsafat), harsilnya sebagian selalu bertentangan dengan fitrah manusia;
5.etika
mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga untuk meningkatkan budi pekerti
ke jenjang kemuliaan, misalnya dengan cara melatih diri untuk mencapai
perbaikan bagi kesempurnaan pribadi. Latihan adalah cara yang sangat tepat
untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya teori saja, tetapi
benar-benar mengakar dalam hati sanubari setiap insan;
6. etika
menegaskan arti dan tujuan hidyp yang sebenarnya, sehingga dapatlah manusia
terangsang secara aktif mengerjakan kebaikan dan menjauhkan segala kelakuan
yang buruk dan tercela.
Etika
dipengaruhi dua pengertian, seperti dijelaskan oleh Suyono Sumargono, sebagai berikut
:
1. etika
terlibat dalam pernyataan seperti saya mempelajari etika. Dalam penggunaan ini
etika dimaksud suatu kemampuan pengetahuan mengenai pemeliharaan perbuatan yang
dilakukan orang;
2. etika
dipakai bila orang mengatakan,”Ia seorang yang bersifat etis, ia seorang adil,
ia seorang pembunuh, ia seorang pembohon.”. Di sini ruang lingkupnya mencapai
suatu predikat yang dipergunakan untuk membedakan barang-barang perbuatan atau
orang-orang tertentu dengan orang lain.
Etika
tidak hanya mengetahui pandangan (theory), bahkan setengah dari
tujuan-tujuannya, ia mempengaruhi dan mendorong kehendak supaya membentuk hidup
suci, menghasilkan kebaikan, kesempurnaan, dan memberi faedah kepada sesama
manusia. Etika itu sendiri mendorong manusia agar berbuat baik, tetapi ia tidak
selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian manusia.
c.Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa
latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam
kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah pennetuan baik buruk
terhadap perbuatan dan kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak,
pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik
atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa
moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas
manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah.
Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek
yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya
ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral
memiliki perbedaan. Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan
nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran
atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma
yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika
lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan
etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku yang
berkembang di masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral
untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya
yang berlaku di masyarakat.
Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian
sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan
yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang
ada.
Kesadaran moral erta pula hubungannya dengan hati nurani
yang dalam bahasa asing disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan
bahasa arab disebut dengan qalb, fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga
hal. Pertama, perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang
bermoral. Kedua, kesadaran moral dapat juga berwujud rasional dan objektif,
yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh masyarakat, sebagai
hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat
disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada
dalam situasi yang sejenis. Ketiga, kesadaran moral dapat pula muncul dalam
bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu
kesimpulan, bahwa moral lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang
dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut
diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan memberikan harapan munculnya
kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang berkaitan dengan
perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai tersebut
telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran
moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu
perbuatan tanpa harus ada dorongan atau paksaan dari luar.
D.kesusilaan
Susila atau kesusilaan
berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Kata tersebut
berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Su dan Sila.
Su berarti baik, bagus dan Sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau
norma.
Kata
Susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang lebih baik.
Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a
susila adalah orang yang berkelakuan buruk. Pada pelaku Zina (pelacur) misalnya
sering diberi gelar sebagai Tuna Susila.
Selanjutnya
kata susila dapat pula berarti sopan, beradab, baik budi bahasanya. Dan
kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu
kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan
hidup yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Kesusilaan menggambarkan keadaan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai
yang dipandang baik.
Sama
halnya dengan moral, pedoman untuk membimbing orang agar berjalan dengan baik
juga berdasarkan pada nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan mengacu
kepada sesuatu yang dipandang baik oleh masyarakat.
PENUTUP
Menurut Al Gazali, kata akhlak
sering diidentikkan dengan kata kholqun (bentuk lahiriyah) dan Khuluqun (bentuk
batiniyah), jika dikaitkan dengan seseorang yang bagus berupa kholqun dan
khulqunnya, maka artinya adalah bagus dari bentuk lahiriah dan rohaniyah. Dari
dua istilah tersebut dapat kita pahami, bahwa manusia terdiri dari dua susunan
jasmaniyah dan batiniyah
Menurut
ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
dalam arti
istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari
sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat
dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang
yang a susila adalah orang yang berkelakuan buruk. Pada pelaku Zina (pelacur)
misalnya sering diberi gelar sebagai Tuna Susila.
REFERENCE
http://satuhati-satukisah.blogspot.com/2013/05/ruang-lingkup-dan-urgensi-ilmu-akhlak.html
Komentar
Posting Komentar